Senin, 16 November 2015

[Review] RAMALAN FUDUS ORORPUS


Penulis : Julia Stevanny
Penerbit : GPU
Terbit : Juli 2005
Halaman : 224
ISBN : 978-979-22-1481-9
Sinopsis :
Perempuan tua aneh itu datang pada suatu siang dan mengacaukan hidup Deryn. "FUDUS OROROR!" katanya dengan suara bergetar mengerikan. Matanya membeliak dan tangannya bergerak-gerak liar. "NNaik. Turun. Lurus. Terputus... Oh nasibmu sangat buruk, Nak! Kau dilahirkan tanpa garis jodoh! Kau ditakdirkan untuk jadi perawan tua!"

Diramal begitu jelas membuat Deryn bete. Apalagi Rosaline, adiknya yang kutu buku bilang bahwa Ramalan Fudus Ororpus adalah ramalan paling tepat di dunia. Celaka nggak tuh! Apalahi runtutan kejadian berikutnya yang terjadi dalam hidup Deryn sesuai isi ramalan!
Terus ramalan itu bener nggak sih? Masa Deryn harus ngejomlo seumur hidup...? Ah, nggak kuat....
***
"Nasib seseorang terletak di tangannya sendiri, bukan di tangan orang lain, bukan di tangan siapapun, bukan di tangan orang yang bisa melihat masa depan sekalipun."--Kakek Deryn; hal. 25

Deryn lumayan syok setelah mendapatkan ramalan yang buruk di saat kelima saudarinya mendapat ramalan bagus. Dia takut dan juga merasa semakin iri pada saudarinya yang cantik-cantik seperti Mama sedang dia merutuki nasib kenapa harus lebih mirip sang Papa. Baca karakter Deryn apalagi memakai sudut pandang orang pertama, aku gemes sama ini anak. Egois, childish, keras kepalanya ampun deh. Sudah dinasehati bahwa ramalan tidak usah dipercaya tetap saja. Tapi lalu aku berpikir, ah namanya juga novel teenlit. Terus lanjut membaca.

Di kisah ini, Deryn memang punya lima saudari yaitu tiga kakak dan dua adik. Tapi yang terlibat dalam cerita cuma sang adik, Rosaline dan seolah saudara lainnya cuma numpang lewat apalagi orang tuanya. Terus yang ganjil lainnya, dia bukan tipe anak introvert tapi di sekolah temannya cuma satu, Mischa. Setahuku bocah yang karakter begini temannya banyak. Setahuku juga laki-laki naksir tidak melulu melihat tampang tapi juga asyik atau menyenangkan tidaknya seseorang. Kalau dia pintar bergaul dan easy going pasti dong ada yang nempel sedang ada yang cantik kalau auranya senggol bacok juga tidak ada yang mendekat (pengalaman pribadi ‪#‎uhuk‬). Ah, tapi akhirnya aku maklum, nulis dengan setting banyak orang dalam satu situasi emang susah. Tidak apa-apa deg kalau bagian Deryn-Micha diem-dieman seolah tak ada teman lain yang bisa diajak ke kantin bareng.

Ceritanya ringan khas teenlit. Komfliknya pun simpel. Enak dibaca di saat santai dan lagi tak ingin baca bacaan berat atau dengan kisah yang kompleks. Makanya dalam 2-3 jam sambil ngemil kau akan mampu menyelesaikannya.

Oh, iya. Meski di sinopsis seolah ini masalah ramalan namun kutemukan cerita intinya bukan itu. Yrma utama dalam novel ini adalah mengenai persahabatan di mana kau harus rela mengempingkan rasa egoismu demi sahabatmu dan ini kutemukan lewat Mischa. Kondisi Mischa dan Deryn banyak dijumpai dan aku acungin jempol bila ada sahabat seperti Mischa. Terus karena akhirnya Deryn melakukan perbuatan baik demi sahabatnya di sinilah kita akan tahu, bahwa dengan berbuat baik itu maka pasti ada imbalan setimpal yang kelak akan kita dapat.

"Langit selalu adil terhadap makhluk yang berlindung di bawahnya. Apa yang ditabur seseorang, itu juga yang akan dituainya."--Ororor; hal. 218

Last, aku kasih 3,5 bintang dari 5 bintang untuk novel ini. Karena diksinya tak membosannya dan bikin ngalir aja bacanya. Tiba-tiba kok sudah selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar