Kamis, 26 November 2015

[Review] THE LONG GOODBYE



THE LONG GOODBYE
Penulis : Ida R. Yulia
Penerbit : Grasindo
Terbit : 12 Oktober 2015
Halaman : 194
ISBN : 9786023752102
Sinopsis :
Ini kisahku mendampingi Eomma. Aku yang perlahan memudar di matanya.

Aku Pavel Vladimirovich Andreyev, 16 tahun, siswa kelas 2 SMA Hyowon. Eomma-ku asli Korea Selatan, sedangkan Papa datang dari Nizhny Novgorod, Rusia. Sejak usiaku 11 tahun, orang tuaku
bercerai. Papa kembali ke negara asalnya, sementara Eomma memenangkan hak asuh atas aku, putra satu-satunya. Kami hidup bahagia di Suwon, Gyeonggi-do, meski tanpa Papa.

Akan tetapi, kebahagiaan itu mulai surut dua tahun ini. Eomma mulai melupakan sesuatu. Beberapa kali, ia bahkan salah mengenaliku. Dokter menyatakan, Eomma mengidap Early Onset Alzheimer's, atau Alzheimer di usia muda sebelum penderita berusia 65 tahun. Eomma bahkan masih 46 tahun saat itu.

Alzheimer menggerus ingatan dan fisik Eomma. Eomma bahkan mampu melukaiku, meski beliau tak menyadarinya.

Aku tak tahu apakah aku harus tetap bertahan atau melepaskan Eomma... 
***

Akhirnya kelar baca... 

Meski sebagian besar setting dan lain-lainnya tuh kebanyakan Korea tapi Miss Ida lumayan banyak memasukkan pengetahuan tentang Rusia. Aku baru tahu lho kalau orang Rusia nggak suka senyum karena nggak mau jadi "Hamba Sahaya"--entah apa itu hamba sahaya akan lebih menarik kalau diulas lebih detail. Pantes kalau kebanyakan muka-muka Rusia tuh serius gitu rautnya. Intinya lewat buku ini aku menemukan ketertarikan tentang Rusia. Ingin explore lebih dalam. YOSH!

Di sini diceritakan kisah Pavel a.k.a. Pasha a.k.a. Pavlusha--ini juga menarik, betapa banyaknya panggilan buat satu nama--terus menerus menyembunyikan penyakit ibunya yang ternyata supaya sang ibu tidak kehilangan hak asuh atas Pavel. Suka deh membaca kisah ini. Kedekatan ibu dan anak ini bikin terharu apalagi di bagian-bagian belakang. Terus aku menangkap perbedaan dari novel-novel Miss Ida sebelumnya. Tokohnya memang muda tapi kok kerasa kurang ada 'sentuhan kanak-kanak'--maksudnya apa ya? Aku bingung jelasinnya. Jujur karena hal itulah jadi ngerasa ada yang kurang. Hehehe~ Tapi lumayan terobati karena ada tokoh-tokoh lain yang diijinkan hadir untuk mewarnai. Park Ji Hoon dan Ha Na misal. Justru daripada Pavel, aku suka karakter dua orang ini. Bukan karena ada yang namanya sama kayak aku lho. Eh? Tapi aku pikir Ha Na kok ya kebetulan ada sifatnya yang mirip aku yak? Wkwkwk~ Aku kalau sama teman yang amat dekat semacam itu juga.

Ceritanya simple. Nggak kerasa kecepetan alurnya. Tapi itu juga bisa menjadi kekurangan. Aku rindu karya Miss Ida yang agak njlimet kayak Andante atau Walkin to the Day gitu. Terus novel ini sangat kurang nyempilin humor. Tapi kalau dibilang angst juga enggak. Lalu ada bagian yang saat dibaca, susah buat masuk gitu. Jadi terasa apa ya? Datar mungkin. Nah, mulai setelah kejadian penusukan itu aku baru ngerasa emosiku teraduk. Jadi ikut hanyut dalam sedihnya sebuah perpisahan terus terharu punya teman-teman yang care. Mau kasih masukan boleh? Kayaknya dari awal sampai akhir kasih pov. 3 aja. Emang sih dengan adanya pov. 1 dari sudut pandang sang ibu, mungkin tujuannya biar pembaca terbawa gimana menjadi seseorang yang mengidap Alzheimer tapi karena porsi nggak begitu banyak lalu cuma dituliskan gitu aja tanpa ada flashback atau menceritakan masa lalu malah aku kurang klik bacanya. Akan lebih bagus bila, kan sang ibu kadang ingat tuh terus kadang juga merasa dirinya masih ada di masa sebelum cerai, maka sebaiknya masukkan juga ibunya yang membayangkan masa lalunya. Toh, kisah kenapa mereka bercerai tak dituliskan lebih detail.

Terakhir, aku mau CIEEEE-in Miss Ida ah. Bisa juga gitu bikin romance. Walau amat dikit tapi lumayan manis. Pavel memang cocok dengan Natalya kalau sama Ha Na kasihan Pavelnya bakal tertindas coz kayaknya Pavel nggak bakal bisa ngalahin dominannya Ha Na. Hahaha!

So, terus semangat nulis dengan berbagai setting dan karakter ya, Miss. 

Aku kasih 3,5 bintang dari 5 bintang untuk novel ini. 

Selasa, 24 November 2015

[Review] Trilogi Airhead, Being Nikki & Runnaway


AIRHEAD, BEING NIKKI, RUNNAWAY itu novel trilogi jadi kalo dipisah kok rasanya kejam seolah misahin orang pacaran yang udah sehati. #uhuk #kode

Berkisah tentang Emerson Watt yang biasa dipanggil Em, mengalami kecelakaan saat mengantar adiknya ke Stark Megastore demi untuk melihat idolanya perform, Gabriel Luna--namanya bagus btw, sebagus deskripsi tokohnya: mata biru, rambut pirang, logat britis, dan suara merdu. Em ketiban TV plasma super gede yang jatuh gara-gara senapan cat dari demonstran anti Stark Enterprize. Remuklah dia. Mati.

Kebetulan Nikki Howard, model ternama yang menjadi duta Stark pingsan tiba-tiba dan disinyalir mengalami mati otak. Akhirnya muncullah cerita bahwa otak Em yang masih bagus dicangkokkan ke otak supermodel. Jadilah, voila! Nikki Howards tapi inner-nya Emerson Watt.

Banyak konspirasi yang terjadi yang dilakukan oleh Robert Stark sang owner Stark Enterprize. Ada juga hasrat ingin mengguling sang ayah dan menggantikan posisi sang ayah yang timbul dalam diri Brandon--akhirnya kesampaian sih. Em yang semula cuma ordinary girl kudu dan wajib berperan menjadi cewek supermodel yang rupanya begitu ribet. Ditambah ibu asli Nikki yang menghilang tepat saat Nikki dan dirinya mengalami kecelakaan, sahabat yang lama dia taksir berubah jadi penjahat setelah Em dinyatakan mati--karena berusaha balas dendam kepada Stark Enterprise--dan pertaruhan nasib keluarganya membuat Em pusing tujuh keliling.

Kalau dibandingkan The Mediator series, aku lebih suka The Mediator. Tapi Airhead trilogi juga patut dibaca soalnya ini bacaan ringan yang asyik dibaca saat senggang karena mengusung cerita yang nggak mainstream, detail pula--kau akan tahu seperti apa susahnya jadi model dan para pendukungnya. Gimana menderitanya jaga body, gimana sedihnya di tengah hingar bingar dunia gemerlap tanpa privasi, dan lain sebagainya. Oh ya, gara-gara suka baca Meg Cabot jugalah aku jadi tahu barang-barang branded kegemaran para sosialita. Setiap tulisan Meg Cabot selalu menuliskan segala model penampilan para tokohnya secara detail juga setiap karakter yang dia tulis memiliki ciri khasnya masing-masing. Kadang aku dibuat jengkel dengan Brandon maupun Nikki tapi juga dibuat kasihan. Begitu juga dengan Em sendiri, aku jadi ikut merasa susahnya dari yang tadinya bisa bebas ngapa-ngapain tidak memikirkan tubuh maupun style apa yang dipakai berubah harus merasakan siksaan memakai pakaian yang tidak nyaman juga perawatan tubuh yang sedemikian ribet.

Oh iya, ending... Semua berbahagia dan menemukan pasangan masing-masing. Aku suka sosok Nikki Howard di tubuh barunya yang mampu menaklukkan hati Gabriel Luna--dan menindas cowok itu tentunya. Nikki tuh semacam gadis manja, sombong khas karakter para cewek populer dalam cerita novel cuma yang tak nampak dalam dirinya tuh disiplin tinggi dan sifat mengintidasi yang justru membuat cowok sepopuler Gabriel Luna rela dijajah. :v

Terakhir, mungkin di Amrik sana novel ini bisa masuk teenlit tapi kok menurutku label teenlit kurang pas dengan novel ini.

Bintang 3,5 dari 5 bintang aku kasih buat Airhead trilogi.

Spesifikasi Buku:
Airhead: 352 halaman, Gramedia, November 2010
Being Nikki: 304, Gramedia, Februari 2011
Runaway: 328, Gramedia, Mei 2012
Dapat dari obral buku Gramedia dan online Shop penjual buku second.

[Review] Gelombang (repackage)



GELOMBANG
DEE LESTARI
BENTANG PUSTAKA
Terbit : 12 Oktober 2015
Halaman: 562
ISBN : 9786022911302
Sinopsis:
Sebuah upacara gondang mengubah segalanya bagi Alfa. Makhluk misterius yang disebut Si Jaga Portibi tiba-tiba muncul menghantuinya. Orang-orang sakti berebut menginginkan Alfa menjadi murid mereka. Dan, yang paling mengerikan dari itu semua adalah setiap tidurnya menjadi pertaruhan nyawa. Sesuatu menunggu Alfa di alam mimpi.
Perantauan Alfa jauh membawanya hingga ke Amerika Serikat. Ia berjuang sebagai imigran gelap yang ingin mengubah nasib dan status. Pada suatu malam, kehadiran seseorang memicu Alfa untuk menghadapi ketakutan terbesarnya. Alam mimpinya ternyata menyimpan rahasia besar yang tidak pernah ia bayangkan. Di Lembah Yarlung, Tibet, jawaban mulai terkuak. 
Sementara itu, pencarian Gio di Rio Tambopata menemui jalan buntu. Pada saat yang tak terduga, pria yang pernah menemuinya di Vallegrande kembali muncul. Pria itu mengarahkan Gio ke pencarian baru. Petunjuknya adalah empat batu bersimbol, merepresentasikan empat orang, dan Gio ternyata adalah salah seorang dari mereka.
***
GELOMBANG adalah seri Supernova ke lima yang sudah lama ditunggu-tunggu. Dan, sekarang saya berharap INTELEGENSIA EMBUN PAGI juga cepatlah muncul. Sesuai apa yang saya harapkan, Gelombang cukup bagus, tak terduga dan kompleks seperti di seri Supernova sebelumnya. Meski saya paling suka dengan PARTIKEL. Dan juga Gelombang ada sesuatu yang terasa datar saat dibaca. Tapi kisah Alfa Sagala sungguh unik. Sejak dia kecil hingga tumbuh dewasa.

Diceritakan bahwa Thomas Alfa Edson tumben tidak dibawa mengungsi saat upacara gondang diadakan. Disitulah segalanya bermula. Alfa melihat sosok hitam besar yang dukun setempat sebut si Jaga Portibi. Alfa mulai mengalami mimpi buruk.

Di kampung Alfa, masih menjunjung tinggi tradisi sehingga dukun setempat pun begitu disegani. Dukun itu bernama Ompu Togu Urat yang menganggap Alfa istimewa dan ingin mengangkatnya menjadi murid. Begitu juga dengan dukun lain di kampung jauh yang awalnya Alfa tak begitu suka karena sosoknya yang mencurigakan.

Nasib Alfa bergulir hingga ayahnya memutuskan untuk memboyong seluruh keluarganya ke Jakarta. Alfa yang cerdas seharusnya bisa meneruskan studi ke universitas bergengsi plus mendapat beasiswa namun dia malah bersedia menggantikan sang kakak yang dipaksa ayahnya merantau ke Amerika Serikat sebagai pekerja di sana.

Singkat cerita, di Amerika Serikat dia tinggal di apartemen yang lingkungannya sungguh berbahaya dan sewaktu-waktu dia bisa kena pukul. Kepintaran Alfa mampu membuatnya menjadi semacam guru privat dan berhasil membuat dua temannya juga dirinya diterima di Cornell.

Kala Alfa menjadi sosok dewasa, suatu ketika dia bertemu dengan seorang wanita bernama Ishtar. Selama hidupnya Alfa takut tidur karena hanya akan mengantarnya pada mimpi buruk namun Ishtar adalah wanita yang bisa membuatnya tidur amat nyenyak setelah sekian lama. Sejak itu Alfa terus berusaha mencari Ishtar, tapi nihil. Alfa juga berusaha menguak misteri kenapa dia terus saja diikuti si Jaga Portibi hingga membawa dirinya sampai Tibet dan bertemu seorang wanita lain yang setia bersamanya dan ikut membantunya. Namun entah mengapa saya lumayan curiga dengan wanita ini. Mungkin kecurigaan saya akan terjawab di seri Supernova selanjutnya.

Khas Dee Lestari. Dalam setiap karyanya tak hanya kau temukan teka-teki, haru dan ketegangan namun juga bisa menemukan kelucuan. Setiap saya membaca Supernova, dalam hati saya selalu bergumam keren, kok bisa punya ide begini? Pokoknya seri Supernova recomended untuk dibaca. Harapannya sih di seri berikutnya semua tokoh di Supernova kan bakal bertemu, kan? Semoga seri selanjutnya lebih greget lagi. Karena di Gelombang terasa turun. Maksudnya dari Ksatria, Putri, Bintang Jatuh saya dibuat pusing dan tak begitu paham. Di Akar dan Petir saya mulai menyukai Supernova, tokoh Elektra juga Bodhi memikat saya dan semakin suka lagi saat baca Partikel, Zara membuat saya tercengang tapi di Gelombang ada penurunan ada bagian-bagian yang membuat pembaca bosan. Semoga selanjutnya tidak.

4 bintang dari 5 bintang untuk gelombang.

Jumat, 20 November 2015

[Review] THE LOST HERO


THE LOST HERO

Penulis: Rick Riordan

Penerbit: Mizan Fantasi
Halaman: 585
ISBN: 978-979-433-6533-3
Sinopsis:
Tiga demigod baru bergabung di perkemahan Blasteran. Jason yang tidak bisa mengingat jati dirinya, Piper dengan rahasia masa lalunya, dan Leo dengan kemampuan mekaniknya yang luar biasa. Bersama-sama, ketiganya mengemban sebuah misi penyelamatan. Misi yang juga akan mengungkap sebuah rahasia besar di masa lalu mereka. Bergabunglah dengan para demigod dari Perkemahan Blasteran dan nikmati petualangan serunya!

***

Yang membaca Percy Jackson & the Olympians wajib lanjut baca seri Heroes of Olympus. Setelah di akhir seri Percy Jackson, Oracle memberikan ramalan, nah rupanya nggak sesuai perkiraan Apollo bahwa ramalan itu masih akan terjadi bertahun-tahun kemudian.

Diceritakan saat Sekolah Alam Liar berwisata di Grand Canyon, Jason mendadak ada disitu tapi siapa pun seolah sudah kenal lama disertai ingatan palsu soal Jason. Padahal Jason sendiri nggak mengingat mereka termasuk yang katanya pacarnya, Piper.--lebih tepatnya dia nggak ingat apapun selain bahwa namanya Jason. Nah, disitu aksi pertama para pahlawan bertarung melawan roh badai dan pelatih mereka Gleeson lenyap.


Sehabis itu bantuan datang. Annabeth dan Buck menjemput tiga demigod--Jason, Piper, Leo--untuk membawa mereka ke perkemahan blasteran. Dan keseruan-keseruan selanjutnya bergulir dengan asyiknya. Mereka yang naik naga, bertemu dewa angin, Medea, Midas, Anak Bumi, Gaea dan lain-lain. Lalu satu persatu larik ramalan terealisasi di setiap petualangan mereka dalam melaksanakan misi penyelamatan Hera.


Seru! Walau di awal agak kurang terbiasa soalnya biasa baca Percy yang pakai pov. 1 sekarang pakai pov. 3 yang fokus penceritaannya berganti-ganti tapi cukup terbantu karena di setiap awal bab baru ada nama yang tercantum yang pasti menjadi sorot utamanya dalam bab itu.


Aku suka Jason. Terus terang saja sejak baca di awal aku suka Jason. Aku sebal dengan Leo yang tengil. Oh, iya... Aku juga suka Piper yang menurutku nggak Aphrodite banget. Namun makin ke belakang, aku suka ketiganya sama rata. Mereka menonjol semua. Piper yang makin menarik dan cantik dengan gayanya sendiri serta kehidupan dia dengan sang ayah ada kesingkronan yang aku temukan yang membuatku membatin, oh pantes sifatnya begitu. Leo juga. Kecuali Jason. Pembawaan yang tenang itu pas dengan style Romawi yang pernah dituliskan.

Ada tokoh-tokoh menyebalkan yang diijinkan untuk hadir tapi juga membuatmu berubah pikiran dan tak jadi membencinya. Hera dan Gleeson. Hahaha~ Waktu baca pingin pites dua tokoh itu. Tapi kan ya namanya karakter, itu memang ciri khas mereka jadi tokoh-tokoh inipun diijinkan menolong--sedikit--para pahlawan dengan caranya sendiri.


Intinya nggak hanya imajinasi Rick Riordan yang keren dan detail, tokoh-tokoh sekecil apapun perannya mempunyai ciri khasnya sendiri dan karakter masing-masing tuh kuat. So, pantaslah kalau novel-novel karyanya jadi bestseller.


Berikut quote favorit yang aku temukan--dan sempat dituliskan sebelum lupa:
  • "Terus bergerak--itulah motonya. Jangan sesalkan yang sudah berlalu. Jangan berdiam diri terlalu lama di satu tempat. Itulah satu-satunya cara untuk menghindari kesedihan."
    --Leo Valdes, hal. 72
  • "Humor adalah cara yang bagus untuk menyembunyikan kepedihan."--Leo Valdes; hal. 86
  • "Untuk menjadi sempurna, kita harus merasa bahwa diri kita sempurna--janganlah menjadi orang lain."--Aphrodite, hal. 454
Udah. Tiga doang. Wkwkwk!!! Aslinya lebih banyak yang kutemukan tapi karena nggak ada kertas atau hape buat nyatat ya abis kelewat lupa deh quote kecenya ada di halaman berapa. Ternyata quote dari Leo lah yang paling banyak. Dia emang paling unik dari yang lain. Dia suka melucu namun rupanya melucu dan nggak pernah bersikap serius itu hanyalah sebuah pelariannya karena masa lalunya yang kelam dan hatinya yang terus menyalahkan diri perihal kematian ibunya.

Bintang 4 dari 5 bintang deh untuk novel ini. Tinggal menunggu kisah para pahlawan lainnya termasuk Percy yang katanya bertukar tempat dengan Jason. Aku penasaran seperti apa Camp Blasteran Romawi.

Senin, 16 November 2015

[Review] RAMALAN FUDUS ORORPUS


Penulis : Julia Stevanny
Penerbit : GPU
Terbit : Juli 2005
Halaman : 224
ISBN : 978-979-22-1481-9
Sinopsis :
Perempuan tua aneh itu datang pada suatu siang dan mengacaukan hidup Deryn. "FUDUS OROROR!" katanya dengan suara bergetar mengerikan. Matanya membeliak dan tangannya bergerak-gerak liar. "NNaik. Turun. Lurus. Terputus... Oh nasibmu sangat buruk, Nak! Kau dilahirkan tanpa garis jodoh! Kau ditakdirkan untuk jadi perawan tua!"

Diramal begitu jelas membuat Deryn bete. Apalagi Rosaline, adiknya yang kutu buku bilang bahwa Ramalan Fudus Ororpus adalah ramalan paling tepat di dunia. Celaka nggak tuh! Apalahi runtutan kejadian berikutnya yang terjadi dalam hidup Deryn sesuai isi ramalan!
Terus ramalan itu bener nggak sih? Masa Deryn harus ngejomlo seumur hidup...? Ah, nggak kuat....
***
"Nasib seseorang terletak di tangannya sendiri, bukan di tangan orang lain, bukan di tangan siapapun, bukan di tangan orang yang bisa melihat masa depan sekalipun."--Kakek Deryn; hal. 25

Deryn lumayan syok setelah mendapatkan ramalan yang buruk di saat kelima saudarinya mendapat ramalan bagus. Dia takut dan juga merasa semakin iri pada saudarinya yang cantik-cantik seperti Mama sedang dia merutuki nasib kenapa harus lebih mirip sang Papa. Baca karakter Deryn apalagi memakai sudut pandang orang pertama, aku gemes sama ini anak. Egois, childish, keras kepalanya ampun deh. Sudah dinasehati bahwa ramalan tidak usah dipercaya tetap saja. Tapi lalu aku berpikir, ah namanya juga novel teenlit. Terus lanjut membaca.

Di kisah ini, Deryn memang punya lima saudari yaitu tiga kakak dan dua adik. Tapi yang terlibat dalam cerita cuma sang adik, Rosaline dan seolah saudara lainnya cuma numpang lewat apalagi orang tuanya. Terus yang ganjil lainnya, dia bukan tipe anak introvert tapi di sekolah temannya cuma satu, Mischa. Setahuku bocah yang karakter begini temannya banyak. Setahuku juga laki-laki naksir tidak melulu melihat tampang tapi juga asyik atau menyenangkan tidaknya seseorang. Kalau dia pintar bergaul dan easy going pasti dong ada yang nempel sedang ada yang cantik kalau auranya senggol bacok juga tidak ada yang mendekat (pengalaman pribadi ‪#‎uhuk‬). Ah, tapi akhirnya aku maklum, nulis dengan setting banyak orang dalam satu situasi emang susah. Tidak apa-apa deg kalau bagian Deryn-Micha diem-dieman seolah tak ada teman lain yang bisa diajak ke kantin bareng.

Ceritanya ringan khas teenlit. Komfliknya pun simpel. Enak dibaca di saat santai dan lagi tak ingin baca bacaan berat atau dengan kisah yang kompleks. Makanya dalam 2-3 jam sambil ngemil kau akan mampu menyelesaikannya.

Oh, iya. Meski di sinopsis seolah ini masalah ramalan namun kutemukan cerita intinya bukan itu. Yrma utama dalam novel ini adalah mengenai persahabatan di mana kau harus rela mengempingkan rasa egoismu demi sahabatmu dan ini kutemukan lewat Mischa. Kondisi Mischa dan Deryn banyak dijumpai dan aku acungin jempol bila ada sahabat seperti Mischa. Terus karena akhirnya Deryn melakukan perbuatan baik demi sahabatnya di sinilah kita akan tahu, bahwa dengan berbuat baik itu maka pasti ada imbalan setimpal yang kelak akan kita dapat.

"Langit selalu adil terhadap makhluk yang berlindung di bawahnya. Apa yang ditabur seseorang, itu juga yang akan dituainya."--Ororor; hal. 218

Last, aku kasih 3,5 bintang dari 5 bintang untuk novel ini. Karena diksinya tak membosannya dan bikin ngalir aja bacanya. Tiba-tiba kok sudah selesai.

[Review] ME & MY PRINCE CHARMING


Penulis : Orizuka

Penerbit : Puspa Swara
Halaman : 224
Genre : Romance-Life School
ISBN : 978-602-216-002-1
Sinopsis:
Andromeda Arastya adalah cowok yang baru saja dinobatkan sebagai The Most Wanted Male di sekolahku. Selain superimut, dia juga keren, jago main basket, populer; pokoknya segalanya yang membuatnya berhak atastitel itu. Lalu, suatu hari, keajaiban terjadi. Aku, Cherry Danisha, berhasil pacaran dengannya!
Kupikir aku beruntung, tapi nyatanya, pacarku itu adalah cowok yang sama sekali tidak romantis. Dia tak pernah
mau berduaan denganku. Dia bahkan tidak pernah duduk denganku di kantin!
Karenanya, kabar kalau aku pacaran dengannya dianggap akal-akaianku belaka. Tidak ada seorang pun yang percaya kalau kami berpacaran. Aku pun jadi bingung. Sebenarnya, bagaimana perasaannya terhadapku?
Apa yang harus kulakukan untuk mengetahuinya?
***

Novel ini kubaca selama 2 malam--karena bacanya memang cuma malam sebelum tidur. Dan kesimpulan yang kuambil, novel ini punya plot yang rata-rata sama kayak novel teenlit pada umumnya. Ya elah... Padahal ekspektasiku lumayan tinggi karena penulisnya Orizuka. (Maaf buat para penggemar Orizuka.)

Kenapa kusimpulkan begitu?

  1. Lagi-lagi ada cowok ganteng, populer yang fans-nya banyak yaitu Andros.
  2. Lagi-lagi sifat cowoknya super cool. Malah di sini terlihat nggak terlalu peduli dengan pacarnya.
  3. Lagi-lagi heroin-nya cewek biasa-biasa saja. Di sini Cherry si tokoh utama malah cenderung kurang pede sama dirinya yang nggak cantik, dll.
  4. Ada cowok lain yang nggak kalah keren tapi luar biasa baik dan perhatian seperti Alfa yang bodohnya ditolak sama Cherry.
  5. Muncul pesaing yang berasal dari masa lalu Andros yang menjadikan cowok itu seolah bimbang.
  6. Terakhir. Point tak termaafkan. Demi nggak pingin pisah, Cherry memutuskan untuk nggak jadi ke Paris buat ikut Workshop seni. Padahal dia sudah bercita-cita ke sana dan menjadi pelukis terkenal. Padahal Workshop-nya cuma sebulan. Emang pacar ditinggal sebulan langsung bisa meleng? Seolah cita-citanya itu nomor kesekian setelah cowok. Pokoknya karakternya nggak mateng. Dan aku sukses dibikin geregetan sama tokoh-tokoh childish di dalamnya.
Sekian. Itu saja. 3 bintang untuk novel ini.

Selasa, 03 November 2015

[Review] INSURGENT


Penulis: Veronica Roth
Penerjemah: Nur Aini
Penerbit: Mizan Fantasi
Terbit: Cetakan X, September 2014
Halaman: 551
ISBN: 978-979-433-737-0
Sinopsis:
Satu pilihan bisa mengubahmu, atau justru menghancurkanmu.
 
Konsekuensi pilihan yang diambilnya membuat Tris terjebak dalam  faksi pengkhianat yang membunuh keluarganya. Kini, Tris harus mencoba menyelamatkan orang-orang yang disayanginya, juga dirinya sendiri, sementara benaknya dikacaukan oleh berbagai pertanyaan tentang kesetiaan, identitas, dan pengampunan.

Ketika ancaman perang dan perpecahan faksi semakin mengancam, Tris harus memutuskan, tetap pada identitasnya sebagai Dauntless atau memunculkan dirinya yang sejati. Sebagai Divergent. Sebuah identitas yang dianggap berbahaya dan dihindari semua faksi.

***

"Seperti hewan liar, kebenaran terlalu kuat untuk dikurung."
--dari manifesto faksi Candor

Dalam perjalananku membaca Insurgent, aku menemukan rupanya begitu banyak ketidaksamaan dengan film yang aku tonton--atau aku mungkin lupa beberapa detail di film, who knows? Tapi aku lebih suka versi novel daripada film. Syukurlah aku membaca Insurgent setelah sebelumnya merasa kalau harus membaca Allegiant saja toh Divergent dan Insurgent sudah nonton filmnya. Tak seperti Divergent yang sebagian besar sama dan membuat aku bosan kala membacanya karena sudah tahu ceritanya mau ke mana, beda dengan Insurgent masih saja lanjut dan lanjut membaca lantaran penasaran akan isi ceritanya.

Oke, aku akan menuliskan kesanku saja mengenai novel ini. Kenapa aku lebih suka Insurgent versi novel? Di sini interaksi Tris dengan berbagai orang lebih banyak. Dan menjadi lebih terasa realistis. Kita logika saja, Tris yang seorang Divergent dan dibilang Jeanine mempunyai otak istimewa yakni peniru atau sangat mudah beradaptasi dengan beberapa faksi pastilah juga akan dengan mudah membaur maupun akrab dengan berbagai jenis orang. Nah, di sini terbukti melalui beberapa interaksinya dengan beberapa orang. Melalui interaksinya, aku jadi menganggap orang-orang ini seperti: Marlene, Cara, Uriah, Lynn, Zeke, dll itu bukan sekedar cameo. Mereka termasuk penting dalam cerita meski kemunculannya cuma mendapat porsi sedikit. Sehingga saat aku menemukan bahwa ada tokoh yang harus meninggal (contoh: Marlene dan Fernando), aku merasa ikut menyesalkan juga. Beda dengan versi film yang tidak menonjolkan tokoh-tokoh cameo ini saat Tris berinteraksi dengan mereka, jadi ya saat ada yang mati, ya begitu saja, tidak ada perasaan ikut sedih. Itu karena mereka tidak menonjol sehingga penonton tidak mengenal mereka.

Selanjutnya soal jalan ceritanya ada beberapa tekhnologi yang muncul di film tapi tak ada di novel. Contoh: Alat pendeteksi yang bisa mengetahui berapa persentase Divergent dalam diri seseorang. Di novel tak ada tuh. Jeanine tahu Tris istimewa karena diberitahui Caleb bahwa Tris mendapat tiga faksi saat tes simulasi kecakapan. Lalu di akhir cerita juga agak berbeda tapi kalau dituliskan nanti yang belum membaca mendapat spoiler. Hehehe~

Oh, iya, kekurangan novel ini adalah ada beberapa typo yang kutemukan. Soal bahasa sih yang ditulis penerjemah cukup bagus, tidak monoton dan santai sehingga yang membaca mudah mengikuti tanpa mengerutkan dahi karena ada kata-kata atau kalimat njlimet yang kurang dimengerti. Dan karena ada Allegiant jadi ending-nya gantung tapi cukup bikin penasaran akan lanjutannya. Kepalaku jadi bertanya-tanya siapa Amanda juga Edith Prior? Terus apa yang terjadi pada dunia sebelum pembentukan faksi? Kok gerbang ke dunia luar dibawa faksi Amity segala. Apa yang ada di dunia luar sampai mereka harus mengisolasi diri dan membentuk faksi?

Berikut quotes favoritku selama membaca buku ini:
"Untuk mendatangkan kedamaian, pertama-tama kita harus percaya."
--Johanna Reyes; hal. 39
"Terkadang, perubahan drastis membutuhkan tindakan drastis."
--Evelyn Johnson; hal. 125
"Biarlah rasa bersalah mengajarkanmu bagaimana harus bersikap di lain waktu."
--Andrew Prior; hal. 175
"Kita tak perlu menonjok muka orang untuk menunjukkan kekuatan kita."
--Tris; hal. 190
"Menurutku kita menangis untuk melepaskan bagian hewani dari diri kita tanpa kehilangan kemanusiaan kita."
--Tris; hal. 359
"Teknologi seharusnya membuat hidup jadi lebih baik."
"Apapun yang kau yakini, selalu ada teknologi untukmu."
--Cara; hal. 472
 "Tapi ingatlah, terkadang orang yang kau tindas menjadi lebih kuat daripada yang kau inginkan."
--Johanna Reyes; hal. 540

Sebagai penutup, aku kasih 4,5 dari 5 bintang untuk Insurgent yang berhasil bikin aku enggan berhenti membaca.