FOUR
A Divergent Collection
Penulis : Veronica Roth
Penerjemah : Esti Budihapsari
Penerbit : Mizan Fantasi
Terbit : Cetakan IV; Maret 2015
Halaman : 288
ISBN : 978-979-433-859-9
Sinopsis :
Dua tahun sebelum Beatrice
Prior menentukan takdirnya, putra pemimpin Abnegation melakukan hal yang sama.
Tobias Eaton berkhianat dari Abnegation berpindah ke Dauntless, dan berubah
menjadi Four. Mencari kebebasan dan kehidupan yang bebas dari masa lalu. Ternyata
di Dautless pun Four masih meragukan pilihannya. Apabila secara tak segaja dia
mengetahui persekongkolan antara pemimpin Dauntless dan Erudite. Sementara,
sang Ibu yang teryata masih hidup menginginkan bergabung dengan Factionless.
Haruskah Four kembali
berkhianat? Pantaskah faksi ‘tanpa pamrih’ yang teryata menyembunyikan moster sekejam Marcus Eaton
diselamatkan? Four dihadapkan pada pilihan sulit. Mungkinkah pengkhianatan
memunculkan kebebasan?
Four: A Divergent
Collection mengisahkan perjalanan Divergent Trilogy dari sudut pandang Tobias
Eaton. Dengan bonus tiga kisah eksklusif bersama Tris. Kisah pelengkap
Divergent Trilogy yang romantis dan penuh aksi.
***
Novel
yang paling tipis dari antara 4 novel Divergent ini memiliki beberapa bagian
sebagai berikut: The Transfer, The Initiate, The Son, The Traitor dan 3 bonus
exclusive scene yang maha pendek. Dan semuanya mengisahkan awal mula seorang
Abnegation, Tobias Eaton menjadi seorang Dauntless, Four.
Meski aku punya 4
bukunya lengkap tapi yang aku baca pertama justru Four. Kenapa? Karena sudah
nonton Divergent dan Insurgent jadi sedikitnya tahu ceritanya seperti apa. Lalu
Allegiant habis ini akan aku baca. Hehehe~ Oke, Mari kita bahas perbagian.
THE TRANSFER
"Kau sendiri yang akan menanggung
konsekuensi dari pilihanmu."--Tori;
hal 19
Seperti
Tris, Tobias juga melakukan simulasi sebelum pemilihan faksi dan dia terpilih
di Abnegation. Tapi... rupanya itu tidak dia turuti. Dia tidak mau disiksa lagi
oleh Marcus, ayahnya. Dan hingga saat pemilihan, Tobias masih belum menentukan
faksi mana yang akan dipilihnya. Lalu di detik terakhir, akhirnya dia memilih
Dauntless demi untuk mendapatkan kebebasan serta membalas dendam pada sang
ayah--karena faksi yang paling dibenci Marcus adalah Dauntless. Di sinilah awal
mula kenapa Tobias berubah menjadi Four. Rupanya karena dia hanya memiliki 4
ketakutan saja. Jumlah ketakutan paling sedikit yang pernah ada.
Di sini
aku bisa merasakan kebencian Tobias pada Marcus namun segala siksaan sang ayah
tak bisa dia tangkis. Dari sudut pandang Tobias, buku ini dituliskan dan dia
selalu menyebut nama Marcus bukan ayah. Ini mengindikasikan bahwa dia tak
menganggap sosok Marcus adalah ayah melainkan hanya manusia sadis yang
berpura-pura pada khalayak ramai menjadi seorang dewan Abnegation yang patut
dijadikan panutan. Di sini kita tahu, bahwa Abnegation tak sebaik itu. Dan sama
seperti Tobias, aku juga suka dengan pilihannya meninggalkan faksinya dan
memilih Dauntless. Betapa pilihannya itu akan memukul telak sang ayah dan akan mempermalukannya.
THE
INITIATE
"Sering kali kematian
datang tanpa memedulikan kau sempat mengucapkan selamat tinggal atau
tidak."--Amar;
hal. 79
Sikap
Four yang menutup diri dan tak mau bersosialisasi perlahan ditarik keluar oleh
Amar yang menjadikan sosok Amar penting bagi Four. Di bab ini kita akan
mendapati Four berjuang di inisiasi sekaligus bersama Amar berusaha menutupi
sebuah fakta bahwa mereka adalah Divergent. Di sini juga Four menemukan
teman-teman akrab berkat dirinya yang bersedia membantu Shauna melatihnya
bertarung. Tapi segalanya ada pasang maupun surut. Four dan Amar dicurigai dan
diadakan evaluasi simulasi ketakutan pada mereka berdua. Four berhasil
mengelabui tapi Amar? Bisa kalian temui nasibnya bila membaca buku ini lebih
jauh. Hehehe~
“Aku bukan Tobias Eaton.
Tidak lagi. Tak akan pernah lagi. Aku seorang Dauntless.”—Four; hal
127
Setelah
melewati masa-masa berat dalam inisiasi dengan segala tantangannya pada
akhirnya Four resmi menjadi anggota faksi Dauntless dan mendapatkan ranking 1
mengalahkan sang rival, Eric dari Erudite. Namun masalahnya dengan Eric tak
sampai di sini. Tapi setidaknya dengan hasil yang didapat, Four tak lagi bisa
diremehkan hanya karena dia berasal dari Abnegation.
THE SON
Kondisi sulit membuat orang
lebih kuat. Kau tak tahu seberapa kuat seseorang hingga mereka mendapatkan
ujian.”—hal. 145
Melewati
masa inisiasi kini tibalah masa di mana Four harus memilih pekerjaannya. Namun
ada tawaran menarik yang Max, sang pemimpin Dauntless berikan pada Four. Four
pun dengan perasaan gamang menyanggupi bahwa akan mengikuti serangkaian tes
yang diberikan. Tentu saja disitu dia bertemu lagi dengan sang rival, Eric.
Makin benci aku pada tokoh Eris saat membaca bagian ini.
Suatu
ketika Four menemukan surat yang menyelip di dalam apartemennya. Lewat surat
itu akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang telah lama dia kira mati. Dan
lewat pembicaraan mereka, pandangan Four soal tawaran Max sedikit terbuyarkan.
“Mungkin ada kecenderungan
masokhis dalam diriku, bahwa aku menggunakan sakit untuk mengatasi rasa sakit
yang kualami.”—Four;
hal. 172
Sehabis
bertemu dengan seseorang yang rupanya selama ini tak mati melainkan pergi dan
menjadi factionless, Four merasa begitu sedih dan terluka. Pandangannya
mengenai sosok itu dan seperti apa faksinya berubah total menjadi tak sebaik
dulu. Sebagai pelampiasan Four membuat sebuah tattoo di sekujur punggung.
Ngomong-ngomong sewaktu nonton Insurgent aku suka sama pola tattoo-nya Four
tapi kok aku merasa gambar tattoo yang di film beda dengan apa yang dituliskan
di sini ya? Atau akunya yang tak begitu paham deskripsinya? Entahlah…
THE
TRAITOR
“Rasa bersalah mengingatkan
kita agar kita berusaha melakukan yang lebih baik di masa mendatang.”—hal. 248
Di bab
ini akhirnya mencapai masa Four menjadi instruktur inisiasi dan bertemu dengan
Tris. Aku jadi tahu apa yang dipikirkan Four saat bertemu Tris. Karena di sini
semuanya sudut pandang dia. Dan dari apa yang dilihatnya rupanya alas an dia
jatuh cinta pada Tri situ tak hanya karena gadis ini unik, berani dan kuat
melainkan ada factor lain. Dia merasa telah mengulang masa lalu. Hanya saja
posisinya berbalik dari yang dulu dia peserta inisiasi yang dilatih Amar, kini
dirinya yang berada di posisi Amar. Di sini juga aku mengerti akan pertenangan
batin Four apakah dia harus memperingatkan faksi Abnegation soal penyerangan
atau mendiamkan saja apa yang akan terjadi. Memikirkan akan tawaran sang ibu
dan berusaha untuk merubah pikiran sang pemimpin Dauntless bahwa aturan yang
diterapkan Eric itu tidak beres. Terakhir, di bab ini berkat Tris, Four mampu
mengatasi rasa takutnya pada sang ayah dan berani mengatasinya.
Untuk
bonus exclusive scene-nya silakan dibaca sendiri saja. Aku jadi merasa ini
malah kayak ringkasan cerita ketimbang review. Hahaha!
Kesanku
sehabis membaca novel ini, ya asik aja dibacanya. Bahasa yang ringan dan tak
terlalu kaku membuatku mengalir saja. Tapi ada kejanggalan. Seperti menyempil kata
‘nggak’ beberapa kali padahal kebanyakan bahkan 90% mengginakan kata ‘tidak’. Lalu
ada kalimat yang kesannya tidak efisien karena ada pengulangan keterangan.
Sehingga kok berasa bertele-tele. Tapi selain itu, keseluruhan cerita bisa
dinikmati. Oh ya, tokoh yang aku sukai malah justru sang tokoh pembantu yakni
dua teman Four, Zeke dan Shauna. Sepasang Dauntless yang menyenangkan sekaligus
keren. Kenapa keren? Silakan baca waktu bagian Shauna dan Zeke disuruh Four
mengancam Peter. Cocok sekali mereka jadi preman pembela kebenaran.
Oke. Aku
beri 4 bintang dari 5 bintang untuk Four yang sudah berhasil membuatku ingin
membaca trilogy Divergent.
beli semua bukunya yang berbahasa indonesia di mana ?
BalasHapus