VAMPIRE FLOWER #1
Penulis : Shin Ji Eun
Penerjemah : Putu Pramania
Penerbit : Haru
Terbit : Agustus 2015
Halaman : 518
ISBN : 978-6027-742458
Sinopsis :
"Warna kelopak bunga
itu lebih merah dibanding darah, wanginya begitu kuat sehingga mampu memikat vampir
mana pun. Jika seseorang memiliki bunga itu, maka ia akan menduduki posisi
paling tinggi di antara vampir-vampir yang lain.”
Suatu malam Kang Seo Yeong
melihat teman sekolahnya dibunuh oleh seorang vampir tepat di depan matanya.
Untungnya, ia selamat berkat bantuan vampir lainnya bernama Louvrei yang
berwujud remaja laki-laki. Seo Yeong sangat terpesona
akan wajah Louvrei yang sangat imut. Apalagi ketika ia mendengar janji Louvrei.
“Aku akan selalu menjagamu.
Jadi, jangan percaya pada siapa pun, kecuali aku.”
Tapi, ia harus mematuhi
satu syarat. Ia harus membantu Louvrei yang sebenarnya berusia 537 tahun untuk
mencari ‘Bunga Vampir’. Sementara itu serangan para vampir semakin gencar terhadap
manusia karena mereka mengganggap manusialah si pencuri. Mereka harus
menemukannya secepat mungkin sebelum kekacauan yang lebih besar terjadi …
***
Bercerita
tentang Loui atau Louvre yang sedang mencari bunga vampire supaya dia bisa menjadi
Lord (kepala para vampire). Bunga vampire yang hilang dan membuat Lord
sebelumnya mati disinyalir dicuri oleh kaum Half dan vampire pihak lain yang
juga mengincar posisi Lord. Di sini, Loui mengikat perjanjian dengan Seo Yeong
untuk membantunya mencari bunga vampire itu. Dalihnya si Loui sih, Seo Yeong
disuruh mencari saat hari terang karena seperti yang banyak diketahui vampire lemah
pada matahari (tadinya kupikir juga gitu tapi ada scene di mana Loui Lecca
baik-baik saja tuh keluar siang-siang). Nah, ini yang kurang srek menurutku,
kalau awalnya Seo Yeong disuruh nyari, kenapa justru di sini peran Seo Yeong
dalam misi pencarian sangat sedikit? Bahkan dia disuruh bolos sekolah lalu
tinggal di rumah Baek Han supaya tidak mengalami bahaya. Nah, loh, dia malah
jadi putri yang dilindungi sekaligus di kelilingi cowok-cowok tampan. Padahal
dia hanya manusia biasa yang sampai di bagian akhir tidak menyimpan kekuatan
tersembunyi—kecuali rahasia bahwa pamannya adalah salah satu orang yang
menyembunyikan bunga vampire.
Isi tak
seindah covernya. Itu selarik kalimat yang menurutku sesuai dengan apa yang
kurasakan sehabis membaca novel ini. Pasalnya diksinya monoton dan cukup membosankan
karena penulis atau penerjemah kurang lincah dalam bernarasi. Untuk satu
paragraf saja, aku banyak menemukan pengulangan kata, terlalu banyak memakai ‘itu, ‘tersebut’ dan
banyak kata lainnya. Juga keterangan yang sudah dijelaskan sebelumnya
dijelaskan lagi sehingga terasa dipanjang-panjangin dan berputar-putar.
Contoh:
Pasti orang itu sudah
tahu bahwa Eliza akan datang. Gadis tersebut mengerutkan dahi melihat orang
itu tidak ada di tempat. Salah seorang dari mereka yang ada di ruang
kontrol segera membawa Eliza untuk bertemu dengan orang itu.Eliza
akhirnya menemukan orang itu sedang menelepon di ujung koridor yang
terletak tidak jauh dari ruang kontrol. (hal. 415)
Padahal deskripsi fisik, karakter ataupun setting tempat di
dalam novel kurang dideskripsikan dengan detail. Bukankah akan lebih bagus bila
nama atau orang itu, dll diganti dengan ciri fisik orang-orang yang muncul di
dalamnya. Elain untuk mempermudah pembaca membayangkan bagaim,ana tokohnya juga
mengurangi pengulangan kata yang terkesan membosan saat dibaca.
Ah, untuk beberapa ide aku acungin jempol untuk penulisnya. Banyak
novel mengambil cerita vampire dan yang membedakan Vampire Flower dengan novel
vampire lainnya adalah… yah, kalau aku beritahu nanti spoiler
dong yak. Hehehe~ Intinya begini, di Vampire Flower tidak yang namanya vampire
perempuan. Baca buku ini aku malah teringat Ratu Lebah. Juga, aku suka system bentengnya
yang tiap-tiap vampire memiliki kamar masing-masing lalu bisa masuk dari mana
saja asal dia pemilik kamar tersebut. Selain pemilik kamar tak ada yang bisa
membukanya. Sayangnya deskripsi seperti apa bentengnya dan terletak di belahan
bumi mana tak dijelaskan. Selain itu ada werewolf yang di sini justru bukan
musuh para vampire, malah seperti peliharaan saja. Terus Half yaitu kaum blasteran manusia vampire yang berada di
tengah-tengah, tak terlalu kuat dan abadi seperti vampire tapi juga tak seperti
manusia biasa selain itu, darah Half justru dapat membunuh vampire, maka dari
itu para vampire banyak yang membantai kaum Half sejak awal mereka dilahirkan—kecuali
Baek Han yang justru diselamatkan Loui.
Okeh, terakhir aku kasih 3,5 bintang dari 5 bintang untuk
novel terjemahan ini yang ekspektasiku terlalu tinggi karena covernya yang
cantik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar