Jumat, 12 Februari 2016

[Review] THE LEAP



Penulis: Jonathan Stroud
Penerjemah: Jonathan Aditya Lesmana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 240 halaman

Terbit: Oktober 2011

ISBN: 978-979-22-7606-0

Sinopsis:
Festival Raya. Semua permainan dan hiburan berlangsung: Juggler, akrobat, pertunjukan burlesque, karnaval, egrang, dan banyak lagi. Tapi bukan itu yang dicari Charlie di sana.



Max akan ada di sana. Ia akan bergabung dengan Dansa Besar, dan begitu melakukannya Max takkan bisa kembali. Ia akan menjadi penghuni abadi tempat itu. Charlie harus menghentikannya dan membawa sahabatnya kembali. Ia ingin membuktikan pada ibunya, para dokter, dan orangtua Max bahwa Max belum meninggal. Sahabatnya itu pasti kembali.


Hanya pada malam harilah Charlie bisa mengejar Max, mengikuti jejaknya. Ia takkan pernah menyerah, meski harus melompati batasan dunia sekalipun, dan tak peduli berapa pun harga yang harus ia bayar.

Karena Charlie tahu hal yang mustahil itu benar-benar terjadi.
***

Covernya menipu. Sungguhan! Dan kalau dibaca dari sinopsisnya memang sinkron sih dengan covernya yang bernuansa festival sama sirkus-sirkus gitu tapi isinya sama sekali berbeda. Suasana festival cuma muncul di bab terakhir. Cuma itu saja.

Charlie si gadis yang dikira gila--atau dia memang gila ya?--berusaha mencari sahabatnya lewat dunia mimpi. Makanya Charlie selalu semangat bila waktunya tidur. Max sang sahabat dinyatakan meninggal setelah tenggelam di kolam dekat penggilingan gandum tapi Charlie bersikukuh bahwa Max cuma pergi ke dunia lain bukannya meninggal. So, Charlie berusaha keras untuk ke dunia itu membawa Max pulang sebelum Max datang ke Festival dan berdansa. Karena kalau Max sudah berdansa dengan para penghuni sana maka ingatannya akan menghilang dan dia resmi menjadi penghuni dunia itu.

Dalam novel ini ada dua sudut pandang orang pertama. Sudut pandang Charlie dan James, kakak laki-lakinya. Melalui dua sudut pandang ini, kita dibawa untuk mengikuti cerita antara pikiran imajinatif dan rasional dan kita dibawa untuk memilih sudut mana yang mau dipercaya. Sudut pandang James kah? Yang menganggap Charlie hanya mengalami keterguncangan akan kepergian Max lalu timbullah dunia khayalan yang seakan mengatakan bahwa Max tidak mati tapi dibawa oleh sesosok di dalam air kolam yang memiliki mata sehijau lumut. Atau sudut pandang Charlie yang benar-benar pergi bolak-balik dari dunia nyata dengan dunia lain di mana dia harus berjalan dan mengehindari serangan serigala-serigala supaya cepat menemukan Max sebelum Dansa besar digelar.

Endingnya? Terjawab sudah bagaimana kebenarannya. Pandangan James atau Charlie kah yang benar. Dan karena sepanjang alur dari awal hingga hampir akhir terasa datar dan suram, pada akhirnya aku ikut hanyut dalam cerita, tegang dan terharu di bab-bab terakhir. Apalagi bagian yang Charlie akhirnya bisa berdansa dengan Max. Seolah segala penderitaan, kesedihannya saat pencarian lepas sudah.

3 bintang dari 5 bintang untuk The Leap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar