Selasa, 03 November 2015

[Review] INSURGENT


Penulis: Veronica Roth
Penerjemah: Nur Aini
Penerbit: Mizan Fantasi
Terbit: Cetakan X, September 2014
Halaman: 551
ISBN: 978-979-433-737-0
Sinopsis:
Satu pilihan bisa mengubahmu, atau justru menghancurkanmu.
 
Konsekuensi pilihan yang diambilnya membuat Tris terjebak dalam  faksi pengkhianat yang membunuh keluarganya. Kini, Tris harus mencoba menyelamatkan orang-orang yang disayanginya, juga dirinya sendiri, sementara benaknya dikacaukan oleh berbagai pertanyaan tentang kesetiaan, identitas, dan pengampunan.

Ketika ancaman perang dan perpecahan faksi semakin mengancam, Tris harus memutuskan, tetap pada identitasnya sebagai Dauntless atau memunculkan dirinya yang sejati. Sebagai Divergent. Sebuah identitas yang dianggap berbahaya dan dihindari semua faksi.

***

"Seperti hewan liar, kebenaran terlalu kuat untuk dikurung."
--dari manifesto faksi Candor

Dalam perjalananku membaca Insurgent, aku menemukan rupanya begitu banyak ketidaksamaan dengan film yang aku tonton--atau aku mungkin lupa beberapa detail di film, who knows? Tapi aku lebih suka versi novel daripada film. Syukurlah aku membaca Insurgent setelah sebelumnya merasa kalau harus membaca Allegiant saja toh Divergent dan Insurgent sudah nonton filmnya. Tak seperti Divergent yang sebagian besar sama dan membuat aku bosan kala membacanya karena sudah tahu ceritanya mau ke mana, beda dengan Insurgent masih saja lanjut dan lanjut membaca lantaran penasaran akan isi ceritanya.

Oke, aku akan menuliskan kesanku saja mengenai novel ini. Kenapa aku lebih suka Insurgent versi novel? Di sini interaksi Tris dengan berbagai orang lebih banyak. Dan menjadi lebih terasa realistis. Kita logika saja, Tris yang seorang Divergent dan dibilang Jeanine mempunyai otak istimewa yakni peniru atau sangat mudah beradaptasi dengan beberapa faksi pastilah juga akan dengan mudah membaur maupun akrab dengan berbagai jenis orang. Nah, di sini terbukti melalui beberapa interaksinya dengan beberapa orang. Melalui interaksinya, aku jadi menganggap orang-orang ini seperti: Marlene, Cara, Uriah, Lynn, Zeke, dll itu bukan sekedar cameo. Mereka termasuk penting dalam cerita meski kemunculannya cuma mendapat porsi sedikit. Sehingga saat aku menemukan bahwa ada tokoh yang harus meninggal (contoh: Marlene dan Fernando), aku merasa ikut menyesalkan juga. Beda dengan versi film yang tidak menonjolkan tokoh-tokoh cameo ini saat Tris berinteraksi dengan mereka, jadi ya saat ada yang mati, ya begitu saja, tidak ada perasaan ikut sedih. Itu karena mereka tidak menonjol sehingga penonton tidak mengenal mereka.

Selanjutnya soal jalan ceritanya ada beberapa tekhnologi yang muncul di film tapi tak ada di novel. Contoh: Alat pendeteksi yang bisa mengetahui berapa persentase Divergent dalam diri seseorang. Di novel tak ada tuh. Jeanine tahu Tris istimewa karena diberitahui Caleb bahwa Tris mendapat tiga faksi saat tes simulasi kecakapan. Lalu di akhir cerita juga agak berbeda tapi kalau dituliskan nanti yang belum membaca mendapat spoiler. Hehehe~

Oh, iya, kekurangan novel ini adalah ada beberapa typo yang kutemukan. Soal bahasa sih yang ditulis penerjemah cukup bagus, tidak monoton dan santai sehingga yang membaca mudah mengikuti tanpa mengerutkan dahi karena ada kata-kata atau kalimat njlimet yang kurang dimengerti. Dan karena ada Allegiant jadi ending-nya gantung tapi cukup bikin penasaran akan lanjutannya. Kepalaku jadi bertanya-tanya siapa Amanda juga Edith Prior? Terus apa yang terjadi pada dunia sebelum pembentukan faksi? Kok gerbang ke dunia luar dibawa faksi Amity segala. Apa yang ada di dunia luar sampai mereka harus mengisolasi diri dan membentuk faksi?

Berikut quotes favoritku selama membaca buku ini:
"Untuk mendatangkan kedamaian, pertama-tama kita harus percaya."
--Johanna Reyes; hal. 39
"Terkadang, perubahan drastis membutuhkan tindakan drastis."
--Evelyn Johnson; hal. 125
"Biarlah rasa bersalah mengajarkanmu bagaimana harus bersikap di lain waktu."
--Andrew Prior; hal. 175
"Kita tak perlu menonjok muka orang untuk menunjukkan kekuatan kita."
--Tris; hal. 190
"Menurutku kita menangis untuk melepaskan bagian hewani dari diri kita tanpa kehilangan kemanusiaan kita."
--Tris; hal. 359
"Teknologi seharusnya membuat hidup jadi lebih baik."
"Apapun yang kau yakini, selalu ada teknologi untukmu."
--Cara; hal. 472
 "Tapi ingatlah, terkadang orang yang kau tindas menjadi lebih kuat daripada yang kau inginkan."
--Johanna Reyes; hal. 540

Sebagai penutup, aku kasih 4,5 dari 5 bintang untuk Insurgent yang berhasil bikin aku enggan berhenti membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar